Lebih Bijak Memaknai

Mahasiswa seharusnya tampil sebagai sosok manusia cerdas, bereintelektual, peduli sekitar, dan pionir perubahan. Melalui berbagai aktivitasnya di kampus, baik akademik maupun non akademik. Namun, yang sering terdengar adalah statement ini, "Pak, nilai saya rendah di ujian kemarin, masih mungkin gak dapat A?", "Pak, yang gampang aja dong soal ujiannya biar bisa dapat A.", "Dosen itu emang gak jelas ngajarnya tapi nilainya bagus banget, semoga terus ngajar sampe gue lulus, kan bisa nabung nilai A."

Ya, tidak ada yang salah dengan nilai A. Siapa yang tidak mau mendapatkan hasil maksimal, bahkan sempurna? Tapi, marilah mengevaluasi sebentar saja... tentang apa orientasi kita sesungguhnya.

Hidup ini bukan hanya sekedar menjadi sang juara dengan pengumpul nilai tertinggi, jauh dari itu semua bahwa yang menjadi fokus utama adalah perkuliahan dan akademik menjadi kewajiban dan tanggung jawab mencari ilmu seluas-luasnya, bukan mencari nilai. Biarlah nilai itu sebagai hasil dari usaha kita bekerja keras menunaikan kewajiban dan tanggung jawab. Biarlah akhirnya hasil yang diperoleh merupakan refleksi dari peluh yang mengalir selama ini.

Jika ada yang salah dengan hasil yang diperoleh, marilah melihat ke belakang tentang seberapa sungguh-sungguh kita telah berusaha. Berusaha memahami dan mengamalkan apa yang telah didapatkan di perkuliahan. Ujian bukan hanya sekedar jawab-menjawab soal, ujian kehidupan adalah tentang seberapa sungguh-sungguh kita bisa memaknai hidup dengan lebih positif dan penuh manfaat.

Biarlah A tetap menjadi A untuk mereka yang dengan tulus ikhlas mengusahakan hidupnya penuh manfaat bagi sekitar. Biarlah hasil yang akan berbicara dan merefleksikan seberapa jauh kita memaknai sesuatu. Agar mereka yang lulus adalah mereka yang berkarakter dan berkualitas, mereka yang mempunyai dedikasi tinggi untuk agama dan bangsanya.

"I'm telling my self not to be selfish, try to do the best, grade is not your orientation, grade is the result from your orientation."