Kalau Bapak dari sana, beliau akan dengan senang hati memperlihatkan foto-foto indah pemandangan di sana yang masih sangat hijau.
Beginilah indahnya. Masih sangat alami, penuh kedamaian, dan ketenangan. Sungainya yang bersih dan tempat bermain-main para bocah yang penuh kebahagiaan. Indaaaaahhhhhhh sekaliiiiiiiiiiiii,,,,,,,,,,,,,,,,
Siapa yang tidak merindukan suasana indah seperti ini? Atmosfir yang sangat jauh berbeda dengan perantauan ini, di sana-sini penuh polusi, kebisingan, individualisme. Aghhhhh,,,,, saya sangat merindukannya!!!
Tapi, ketika itu Bapak juga langsung menyadarkanku tentang sesuatu di balik indahnya kampung halamanku itu. Inilah mereka ...............................
Bocah-bocah ini yang seharusnya bisa bermain penuh kebahagiaan di Sungai Lasolo itu, malah harus berjuang dengan cobaan penyakit yang mereka derita sejak lahir. Mereka adalah dua bersaudara yang lumpuh sejak kecil hingga usia sekitar sembilan tahun, saat ini. Miris sekali hati ini melihatnya. Satu-satunya keluarga yang mereka punya adalah seorang ibu yang penuh keikhlasan membesarkan mereka di tengah keterbatasan ekonomi. Sekali lagi, ini adalah fakta tentang negeri ini ......
Itulah kisah yang diceritakan Bapak ketika mengunjungi mereka. Sedih sekali melihatnya. Pada-Mu Ya Allah semuanya akan kembali, tapi saya berdo'a dan berharap mereka bisa merasakan kebahagian dan menjadi kekasih-Mu di surga kelak.
Di suatu siang, tiba-tiba handphone berdering. Telepon dari Bapak rupanya. Dan tahukah kawan, Bapak yang biasanya menelepon untuk melepas rindu dan menanyakan kabar anaknya ini, ternyata menceritakan hal lain. Tentang dua bocah itu di pedalaman sana. Ibunya yang merupakan satu-satunya keluarga yang mereka miliki, tempat mereka bermanja-manja, tempat mereka berlindung, kini telah tiada. Ibu mereka telah wafat. Pernyataan yang paling menyedihkan yang keluar dari mulut bocah itu adalah, "Kenapa mamaku meninggal? Siapa yang akan mengurus kami? Kenapa bukan saya saja? Siapa lagi yang akan merawat kami? Sudah tidak ada keluarga lagi."
Wah,,,, air mata ini menetes. Ya Allah, bocah itu. Semakin membuatku rindu kampung halaman. Ingin ku lihat mereka, ingin ku peluk mereka, ingin ku memberitahukan mereka, "Adik jangan bersedih, kakak ada di sini untuk kalian!" Astgahfirullah!!!! Lemahnya saya yang mungkin hanya mampu mengirim doa untuk mereka. Hidup sebatang kara dengan keterbatasan itu,,,,,,,,,,
Adik....jangan bersedih yah!!!! Banyak kok yang akan menyayangi kalian. Allah akan selalu melindungi kalian. Percayalah..... kalian adalah sejatinya pejuang....Pejuang di jalan Allah....Kalianlah jundi-jundi Allah!
Sebuah pelajaran tentang makna kehidupan. Bahwa hidup adalah perjuangan. Bahwa hidup adalah kepedulian terhadap sesama. Bahwa hidup adalah menggoreskan mimpi-mimpi indah bukan hanya untuk diri sendiri........
Oh Orang asera kah kau epwe..?? hehehe.. baru tau pwa.. wew menyentuh sekali pwa.. eh kunjung kunjung juga blogku nah :D
BalasHapushaha.....
BalasHapuskita baru tau kah kak????tolaki dunggu mati hae,,,,
sip mi,,,,,
subhanallah.......... menyentuh bgt sizta..... knapa nda coba jd pnulis????? hehehe..... tambah tulisan lg nah.... senang baca bla...hehehehe
BalasHapuspa lg tntang Authiezt.......wuihhhh mngingatkn skali pwa...
:)
alhamdulillah,,,,sekedar curahan hati sj,,,hehehe,,,smoga bermanfaat,,,,
BalasHapuswhaa.. gimana kabar mereka sekarang...
BalasHapussekarang sih masih dalam asuhan orangtua angkat, semoga mereka selalu dalam penjagaan Allah
Hapus